Media: Heavy port congestion exacerbates container shortages, no short-term let-upShipping lines are rushing to order more boxes to fill in the shortfall. Shipping container manufacturers in China are ramping up operating rates with ‘most of the factories having full or significant orders |
|
Para pelaku industri memperkirakan kemacetan yang terjadi saat ini di pelabuhan-pelabuhan transhipment utama di Asia termasuk Singapura, Port Klang, dan Shanghai akan terus berlanjut dalam waktu dekat, yang akan sangat mengganggu perdagangan global, menurut laporan media.
Rupanya, kemacetan container di pelabuhan tersibuk di dunia, Shanghai, berada pada tingkat tertinggi sejak pandemi ini, di mana kapal harus menunggu lima hari untuk berlabuh. Sekitar 50 kapal telah menunggu di pelabuhan sejak minggu lalu.
Sementara itu, 56 kapal kontainer sedang mengantri di pelabuhan Singapura dan untuk mengurangi kemacetan, pihak berwenang telah membuka kembali Terminal Keppel yang ditutup. Keputusan tersebut membantu mengurangi penundaan kapal dari 450.000 TEU pada minggu lalu menjadi sekitar 380.000 TEU pada minggu ini.
Di Port Klang, ada sekitar 51 kapal yang mengantri.
Kekurangan container diperkirakan akan semakin parah dalam beberapa minggu atau bulan mendatang karena kemacetan pelabuhan dan rute yang lebih panjang membatasi kapasitas sementara permintaan meningkat. Sumber pasar mengatakan bahwa pengirim barang bergegas mengirimkan barang ke USA menjelang tarif baru, dan negosiasi upah pekerja pelabuhan di pantai timur pada bulan September.
Perusahaan pelayaran bergegas memesan lebih banyak container untuk mengisi kekurangan tersebut. Manufaktur kontainer di China meningkatkan tingkat operasinya dengan ‘sebagian besar pabrik menerima pesanan penuh atau signifikan hingga akhir musim panas’, Bloomberg melaporkan. Waktu tunggu container-container baru ini mencapai pasar biasanya adalah beberapa bulan.