Print

Patokan minyak bumi internasional sedikit turun pada hari Jumat, 17 Januari 2025, tetapi mengamankan kenaikan mingguan keempat berturut-turut karena pedagang mundur ke pinggir untuk mengkalibrasi kembali prospek. Putaran terbaru sanksi AS yang menargetkan perdagangan energi Rusia meningkatkan kekhawatiran akan potensi gangguan pasokan minyak global.

Brent pada $80,79/barel, penurunan 50 sen atau 0,6%. Meskipun terjadi penurunan ini, minyak bumi Brent mencatatkan kenaikan 1,3% selama seminggu.

WTI turun 80 sen, atau 1%, ditutup $77,88/barel tetapi masih mencatat kenaikan mingguan sebesar 1,7%.

Sanksi AS memperkuat tekanan pasar energi global, mendorong kenaikan biaya pengiriman dan memaksa pembeli minyak bumi Rusia utama seperti China dan India untuk mencari pemasok alternatif. Perhatian pasar juga beralih ke pelantikan Presiden terpilih yang akan datang pada tanggal 20 Januari, karena para pedagang mempertimbangkan potensi dampak kebijakan pemerintahan baru terhadap sanksi Rusia dan dinamika energi global.

Sementara itu, gencatan senjata baru-baru ini di Yaman dan berkurangnya ketegangan di Gaza telah mengurangi kekhawatiran akan gangguan lebih lanjut pada jalur pelayaran di Laut Merah. Perkembangan ini sedikit meredam tekanan kenaikan harga minyak, memberikan rasa lega yang hati-hati kepada pasar.