![]() |
Oil posted steep weekly loss as OPEC+ supply risks weighed on sentimentOil prices edged higher on Friday but still registered their sharpest weekly decline in more than three months, as expectations of additional OPEC+ output and the restart of Kurdish exports |
|
Harga minyak naik tipis pada hari Jumat, namun tetap mencatat penurunan mingguan terbesar dalam lebih dari tiga bulan, karena ekspektasi tambahan pasokan dari OPEC+ dan dimulainya kembali ekspor minyak Kurdi memperkuat kekhawatiran akan kelebihan pasokan akan datang.
Minyak Brent ditutup naik 42 sen, atau 0,7%, menjadi $64,53 per barel.
WTI naik 40 sen, atau 0,7%, menjadi $60,88. Meski terjadi rebound, Brent turun 8,1% selama minggu ini dan WTI turun 7,4%.
Perhatian kini tertuju pada pertemuan OPEC+ hari Minggu, di mana negara-negara anggota mempertimbangkan peningkatan produksi lebih besar. Arab Saudi mendorong kenaikan besar untuk menahan pangsa pasar, sementara Rusia lebih menyukai pendekatan berhati-hati, menurut sumber yang mengetahui pembicaraan itu. Prospek peningkatan pasokan muncul di saat kilang minyak memperlambat produksi karena pemeliharaan musiman, yang memperburuk kekhawatiran akan kelebihan pasokan.
Dimulainya kembali aliran minyak bumi dari Irak utara ke Turki setelah lebih dari dua tahun juga menambah sentimen bearish. Di AS, data pemerintah memperlihatkan kenaikan stok minyak bumi, bensin, dan distilat minggu lalu, menandakan permintaan melemah.
Para analis semakin memperingatkan pasar sedang menuju kelebihan pasokan. Beberapa analis memperkirakan kelebihan pasokan cukup besar akan muncul pada kuartal keempat dan bertahan hingga 2026, sementara yang lain mencatat kelebihan pasokan telah lama diantisipasi "sekarang sudah mengetuk pintu pasar."
Written: Aiman Haikal