CommoPlast

Oil rose over 1% as tightening Russia sanctions offset widening surplus concerns

Oil prices settled higher on Tuesday, supported by expectations of stricter sanctions on Russian exports and speculation that a change in US Federal Reserve leadership could signal a more supportive monetary stance



Harga minyak ditutup lebih tinggi pada hari Selasa, didukung ekspektasi sanksi yang lebih ketat terhadap ekspor Rusia dan spekulasi perubahan kepemimpinan di Federal Reserve AS dapat menandakan sikap moneter lebih mendukung. Kenaikan terjadi meski ada bukti baru mengenai kelebihan pasokan yang melebar dan meningkatnya stok AS.

Brent crude naik 69 sen, atau 1,07%, pada $64,89 per barel.

WTI menguat 83 sen, atau 1,39%, menjadi $60,74 per barel.

Futures sempat naik lebih dari $1 secara intraday setelah pemerintah AS mengonfirmasi mereka mulai mewawancarai kandidat untuk ketua Federal Reserve berikutnya, memicu harapan akan biaya pinjaman lebih rendah dan peningkatan permintaan energi.

Perkembangan sanksi tetap menjadi pendorong bullish utama. Departemen Keuangan AS mengatakan langkah-langkah yang diberlakukan pada bulan Oktober terhadap produsen besar Rusia sudah mengurangi pendapatan minyak negara itu dan diperkirakan bisa mengekang aliran ekspor seiring waktu.

Namun, fundamental yang meluas terus membatasi kenaikan. Perkiraan memperlihatkan surplus cukup besar akan muncul pada 2026 ketika produksi OPEC+ kembali ke pasar bersamaan dengan peningkatan output dari produsen non-anggota.

Data industri AS terbaru memperkuat prospek pasokan yang bearish. Angka awal terlihat stok minyak bumi naik 4,45 juta barel pada minggu yang berakhir 14 November, dengan stok bensin dan distilat juga meningkat. Kenaikan itu menegaskan kelebihan pasokan terus berlanjut meskipun perkembangan geopolitik mendukung ketahanan harga dalam waktu dekat. 


Written by
: Aiman Haikal