Indonesia’s Chandra Asri recorded 9.4% declined in net revenues in FY2023
Dalam laporan keuangan konsolidasi PT Chandra Asri Pacific Tbk yang telah diaudit pada tanggal 28 Maret 2024, terjadi penurunan pendapatan bersih sebesar 9,4% menjadi $2,159.9 juta pada FY2023 dari $2,384.6 juta pada FY2022
Dalam laporan keuangan konsolidasi PT Chandra Asri Pacific Tbk tanggal 28 Maret 2024 yang telah diaudit, penurunan pendapatan bersih sebesar 9,4% menjadi $2.159,9 juta pada FY2023 dari $2.384,6 juta pada FY2022 disebabkan oleh gangguan pasokan dan permintaan eksternal, sehingga menurunkan total harga penjualan FY2023.
Sementara itu, beban biaya produksi turun dari $2,395.5 juta pada FY2022 menjadi $2,078.1 juta pada FY2023, sebagian besar disebabkan oleh rendahnya harga bahan baku rata-rata untuk naphtha dan minyak mentah Brent.
Di sektor olefin dan polyolefin, perusahaan mengalami penurunan pendapatan sebesar 13,2% menjadi $357,9 juta pada sektor olefin sedangkan pada sekotor polyolefin terdapat penurunan pendapatan sebesar 14,5% menjadi $1,267.9 juta, keduanya dibandingkan dengan tahun fiskal 2022.
Dalam pertemuan tersebut, Direktur Perseroan, Suryandi berkomentar, “Chandra Asri mengakhiri tahun 2023 dengan kinerja yang kuat dengan total EBITDA sebesar $130 juta, dibandingkan dengan EBITDA sebesar $5,3 juta pada FY2022, yang berarti kenaikan sebesar 2.352%.” Dilaporkan bahwa laba kotor membaik seiring pulihnya permintaan global di China dan menurunnya ketidakpastian global.
Mengingat kondisi tersebut di atas, perusahaan solusi petrokimia dan infrastruktur ini membukukan Rugi Bersih setelah Pajak sebesar $31,5 juta, dibandingkan dengan Rugi Bersih setelah Pajak sebesar $149,4 juta pada tahun sebelumnya.