MEDIA: South Korean naphtha cracking operators boosted LPG usage amid margin erosion
Reduced demand from South Korean petchem producers has kept spot naphtha prices in Asia below the $700/ton threshold throughout May.
Laporan media yang menggunakan data dari Asosiasi Industri Petrokimia Korea (KPIA) menunjukkan bahwa steam cracker di negara tersebut memaksimalkan penggunaan gas minyak cair (LPG) dalam produksinya untuk meningkatkan tingkat operasi dan margin mereka.
Pada tahun 2023, perang Rusia – Ukraina menyebabkan lonjakan harga LPG secara drastis. Namun, harga energi ini kembali stabil pada tahun 2024, sehingga menciptakan kesenjangan harga yang menarik antara naphtha dan LPG yang mendorong produsen petkimia untuk memasukkan lebih banyak LPG ke dalam produk cracker mereka.
Cracker Korea Selatan biasanya dapat mengganti 20 – 30% naphtha dengan LPG.
Data menunjukkan bahwa pada bulan April, Korea Selatan mengimpor total 18,13 juta barel naphtha, turun dari 22 juta barel pada bulan Maret. Diperkirakan angka pada bulan Mei akan turun menjadi sekitar 17 juta barel.
Sementara itu, KPIA memperkirakan konsumsi LPG di plant cracker domestik meningkat 56% pada bulan Maret dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi 7,26 juta barel. Sepanjang kuartal pertama tahun 2024, konsumsi LPG mencapai 16,81 juta barel, naik 22% dibandingkan tahun lalu.
Berkurangnya permintaan dari produsen petkimia Korea Selatan telah membuat harga spot naphtha di Asia berada di bawah $700/ton sepanjang bulan Mei. Kondisi ini diperkirakan akan memberikan tekanan pada refinery minyak mentah yang sekitar 15% outputnya berupa naphtha.
Sementara itu, tingkat operasi rata-rata cracker Korea Selatan meningkat menjadi 81,8% pada bulan Maret dibandingkan 75,9% pada bulan yang sama pada tahun 2023.