Oil market plunged on easing Middle East tension, stronger US dollar
The potential for a ceasefire in Gaza following US officials' optimistic statements about imminent peace negotiations, overshadowed market sentiment. The easing of Middle East tensions, traditionally a driver of oil price volatility, contributed to the market's sharp downturn.
Harga minyak mentah merosot pada Jumat, 19 Juli 2024, karena pasar bereaksi terhadap berkurangnya risiko geopolitik dan penguatan dolar AS yang kuat. Tolok ukur internasional untuk minyak mengalami penurunan signifikan, dengan Brent crude turun sebesar $2,48 (2,9%) menjadi $82,63/barrel dan WTI turun $2,69 (3,3%) menjadi $80,13/barrel.
Potensi gencatan senjata di Gaza menyusul pernyataan optimistis pejabat AS tentang negosiasi perdamaian yang akan segera terjadi, membayangi sentimen pasar. Meredanya ketegangan di Timur Tengah, yang secara tradisional menjadi penggerak volatilitas harga minyak, berkontribusi pada penurunan tajam pasar.
Selain itu, kekuatan dolar AS, yang didorong oleh data pasar tenaga kerja dan manufaktur yang secara tak terduga positif, semakin menekan harga minyak. Dolar yang lebih kuat mengurangi daya tarik minyak sebagai investasi bagi pembeli internasional, memperburuk tren penurunan harga.
Written by: Rochelle Nguyen