India’s CPMA files petition for anti-dumping probe on LLDPE imports from seven countries
According to a statement issued by the Ministry of Commerce and Industry, the authorities have acknowledged receipt of the application and assigned a case number.

Asosiasi Produsen Kimia dan Petrokimia India (Chemicals and Petrochemicals Manufacturers Association/CPMA) secara resmi telah mengajukan permintaan untuk memulai penyelidikan anti-dumping terhadap impor LLDPE dari tujuh negara: Kuwait, Malaysia, Oman, Qatar, Singapura, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.
Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan dan Industri, otoritas terkait telah mengakui penerimaan permohonan tersebut dan menetapkan nomor kasus. Penyelidikan akan dilanjutkan sesuai dengan kerangka hukum yang berlaku, termasuk undang-undang, peraturan, dan pedoman prosedural yang relevan.
Baca pernyataan klik Here.
CPMA, yang mewakili kepentingan industri kimia dan petrokimia domestik India, merupakan badan utama yang mendorong langkah-langkah perlindungan bagi perusahaan anggotanya dari praktik yang dianggap tidak adil, sekaligus mempromosikan inovasi dan pengembangan teknologi.
Data dari UN COMTRADE menunjukkan bahwa pada tahun 2024, India mengimpor hampir 895.000 ton LLDPE di bawah kode HS 390110. Ketujuh negara yang disebutkan dalam penyelidikan tersebut termasuk dalam sepuluh pemasok terbesar ke India, dengan kontribusi kolektif sebesar 67% dari total impor. Yang menarik, Amerika Serikat—yang berada di peringkat ketiga sebagai pemasok LLDPE terbesar ke India—tidak termasuk dalam cakupan penyelidikan ini.
Partner |
Import quantity in 2024 (tons) |
World |
894,577 |
Saudi Arabia |
213,806 |
UAE |
128,742 |
USA |
92,613 |
Qatar |
89,586 |
Singapore |
64,474 |
Malaysia |
48,157 |
Oman |
34,432 |
Kuwait |
19,922 |
Data source: UN COMTRADE |