Oct 07, 2025 6:46 p.m.

Oil snapped four-day losing streak on Kurdish export delays and drone strikes in Russia

Stalls in Kurdish crude exports and fresh attacks on Russian energy infrastructure provided a bullish undertone to the market.

Title

Available in

Harga minyak naik pada hari Selasa, mengakhiri tren penurunan selama empat hari, karena kekhawatiran pasokan kembali muncul mengimbangi kekhawatiran yang meluas terkait kelebihan pasokan dan melambatnya permintaan. Terhentinya ekspor minyak bumi Kurdi dan serangan baru terhadap infrastruktur energi Rusia memberikan sentimen bullish pada pasar.

Minyak Brent naik $1,06, atau 1,6%, menjadi $67,63 per barel.

WTI naik $1,13, atau 1,8%, menjadi $63,41 per barel.

Ekspor dari wilayah Kurdistan Irak ke Turki masih terhenti, dengan aliran pipa masih offline meski sebelumnya diperkirakan akan segera pulih. Dimulainya kembali ekspor sekitar 230.000 barel per hari tertunda karena produsen besar menuntut jaminan atas pelunasan utang. Penghentian telah berlangsung sejak Maret 2023 ini terus memperketat pasokan di kawasan.

Sementara aliran minyak bumi Rusia mendapat perhatian semakin besar. Serangkaian serangan drone Ukraina terhadap kilang-kilang minyak di Moskow dalam beberapa minggu terakhir meningkatkan risiko geopolitik, menyoroti kerentanan sektor energi Rusia saat negara-negara Barat meningkatkan tekanan untuk mengakhiri perang di Ukraina.

Meski demikian, prospek umum tetap berhati-hati. Pasar menghadapi tekanan terus-menerus dari pasokan minyak melimpah, menurunnya konsumsi, dan pergeseran struktural seperti adopsi kendaraan listrik yang meluas, serta tekanan ekonomi yang diperburuk tarif perdagangan AS.

Dalam laporan bulanan terbarunya, Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan pasokan minyak dunia akan meningkat lebih cepat tahun ini dan surplus bisa bertambah pada 2026 seiring dengan meningkatnya produksi anggota OPEC+ serta pertumbuhan pasokan dari luar kelompok produsen itu.


Written
: Farid Muzaffar