Freightos Baltic: Transpacific and Asia–Europe rates rebound on GRIs amid trade war turbulence
Transpacific and Asia–Europe freight rates strengthened last week, supported by mid-month general rate increases (GRIs) and tighter capacity management, even as trade tensions between the US and China intensified.
|
Route |
Cost (USD/FEU) |
Changes |
|
Updated on 22 October 2025 |
||
|
Asia - US West Coast |
$ 1,687 |
á 18% |
|
Asia - US East Coast |
$ 3,071 |
á 2% |
|
Asia - Northern Europe |
$ 1,975 |
á 13% |
|
Asia - Mediterranean |
$ 2,147 |
á 1% |
Baca lebih detail di Freightos
Tarif angkutan laut lintas Pasifik dan Asia–Eropa menguat minggu lalu, didukung kenaikan tarif umum pertengahan bulan (GRI) dan pengelolaan kapasitas lebih ketat, meski ketegangan perdagangan antara AS dan China meningkat.
Harga lintas Pasifik ke Pantai Barat AS melonjak 18% dari level terendah sejak awal tahun menjadi $1.687/FEU, dengan tarif spot harian sejauh minggu ini melampaui $2.000/FEU. Tarif ke Pantai Timur naik 2% menjadi $3.071/FEU, dengan rata-rata harian saat ini di atas $3.350/FEU. Kenaikan ini terjadi setelah berbulan-bulan tekanan terhadap operator akibat melemahnya permintaan impor AS dan perlambatan musiman yang lebih awal, terlihat kenaikan tarif kemungkinan lebih disebabkan penyesuaian kapasitas daripada pertumbuhan volume nyata.
Di jalur Asia–Eropa, harga naik 13% menjadi $1.975/FEU, sementara tarif ke Mediterania naik tipis 1% menjadi $2.147/FEU. GRI bulan Oktober dan kemacetan pelabuhan masih berlanjut terutama akibat gangguan tenaga kerja minggu lalu di Rotterdam dan Antwerpen yang memberikan dukungan sementara. Dengan kedua perselisihan itu kini telah diselesaikan atau ditunda, kenaikan tarif ini mungkin bersifat sementara.
Dalam bidang geopolitik, minggu ini terjadi eskalasi baru dalam konflik dagang AS–China. Menteri Keuangan Scott Bessent dan Wakil Perdana Menteri He Lifeng dijadwalkan bertemu di Malaysia di tengah meningkatnya ketegangan, menjelang pertemuan puncak Trump–Xi yang dijadwalkan akhir bulan ini di Korea Selatan. Beijing baru-baru ini memperluas kontrol ekspor atas logam tanah jarang, sementara Washington mengancam akan memberlakukan tarif 100% untuk semua barang asal China mulai 1 November.
Langkah tambahan juga mulai mengubah arus perdagangan global. AS memberlakukan tarif baru sebesar 10–25% untuk truk berat dan suku cadangnya, disertai dengan perluasan kompensasi tarif bagi produsen mobil. Kesepakatan dagang potensial dengan India dapat membuat tarif AS atas ekspor India turun dari 50% menjadi 15%, yang sebagian mengimbangi risiko pasokan dari China.
Secara operasional, biaya kunjungan pelabuhan yang diberlakukan Washington dan Beijing mulai berlaku, meski gangguannya masih terbatas. Hanya satu kapal buatan China yang dijadwalkan tiba di Pelabuhan Los Angeles minggu ini, sementara sebuah kapal kontainer berbendera AS dilaporkan membayar biaya sandar sebesar $1,7 juta di Shanghai sebagai bagian dari langkah timbal balik China. Operator kapal sedang menyesuaikan penempatan armadanya untuk meminimalkan dampak dari biaya tambahan ini, serupa dengan penyesuaian lalu di rute lintas Pasifik.
Meski pengiriman barang dipercepat lebih awal tahun ini di bawah rezim tarif 145%, pasar kini bersiap menghadapi potensi penurunan baru dalam volume perdagangan China–AS jika tarif 100% mulai berlaku pada November. Namun, mengingat perlambatan musiman dan aktivitas pengiriman menurun pada bulan November, penurunan itu diperkirakan tidak akan separah kontraksi yang terjadi pada April–Mei.
Secara keseluruhan, rebound terbaru mendorong tarif kembali ke level bulan September, meski keberlanjutan kenaikan ini masih belum pasti. Dengan fundamental permintaan lemah dan rencana GRI tambahan untuk November, operator mendapat tantangan berat menjaga keseimbangan antara menahan disiplin harga dan menjaga keandalan layanan.
Written: Aiman Haikal
