Nov 16, 2025 6:28 a.m.

Oil climbed as US sanctions lingered but oversupply fears capped gains

Oil prices rose on Tuesday, supported by renewed geopolitical tensions and easing political uncertainty in the US, though lingering concerns over global oversupply kept gains in check.

Title

Available in

Harga minyak naik pada hari Selasa, didukung ketegangan geopolitik yang kembali meningkat dan meredanya ketidakpastian politik di AS, meski kekhawatiran terus berlanjut tentang kelebihan pasokan global menahan kenaikan harga.

Minyak bumi Brent ditutup naik $1,10 atau 1,72% menjadi $65,16 per barel.

WTI naik 91 sen atau 1,51% menjadi $61,04 pada penutupan.

Para pedagang menimbang dampak sanksi baru AS yang menargetkan ekspor energi Rusia, mulai mengganggu sebagian pasar. Perusahaan Lukoil Rusia dilaporkan menyatakan force majeure di ladang minyak Irak yang dioperasikannya menjadi kemunduran operasional paling signifikan terkait dengan sanksi sejauh ini. Langkah itu meningkatkan ekspektasi terhadap pasokan lebih ketat dalam waktu dekat, terutama bahan bakar olahan.

Sentimen juga membaik setelah Senat AS menyetujui kompromi pendanaan yang bisa mengakhiri penutupan pemerintahan terpanjang dalam sejarah negara itu. Potensi penyelesaian itu sedikit meningkatkan prospek permintaan, dengan harapan pemerintahan yang dibuka kembali akan memulihkan aktivitas ekonomi secara meluas.

Tapi kenaikan pasar tetap terbatas kekhawatiran berkelanjutan terkait kelebihan pasokan minyak bumi. OPEC+ baru-baru ini sepakat menaikkan produksi bulan Desember sebesar 137.000 barel per hari tetapi memberi sinyal jeda dalam peningkatan lagi selama kuartal pertama tahun depan. Aliansi itu secara kolektif meningkatkan produksi sekitar 2 juta barel per hari sejak April, dan diskusi di dalam kelompok itu tentang pencabutan tambahan pemangkasan sukarela setelah jeda terlihat pasokan bisa meningkat lagi sebesar 1 juta barel per hari pada tahun datang. 


Written by
: Farid Muzaffar