Nov 16, 2025 6:28 a.m.

Oil slipped over $2 as OPEC tempers 2026 supply outlook

Oil prices tumbled on Wednesday, losing more than $2 a barrel after OPEC indicated that global supply could balance with demand in 2026 — a shift from its earlier projection of a deficit.

Title

Brent NYMEX

Available in

Harga minyak anjlok pada hari Rabu, turun lebih dari US$2 per barel setelah OPEC mengindikasikan pasokan global dapat seimbang dengan permintaan pada 2026 menjadi sebuah perubahan dari proyeksi defisit lalu.

Minyak bumi Brent ditutup turun US$2,45 pada US$62,71 per barel, melemah 3,8%, setelah naik 1,7% pada hari Selasa.

WTI ditutup turun US$2,55 pada US$58,49 per barel, penurunan 4,2%, setelah mencatat kenaikan 1,5% pada sesi lalu.

Dalam laporan bulanan terbarunya, OPEC mengatakan pasokan minyak global diperkirakan akan selaras dengan permintaan tahun depan seiring aliansi OPEC+ yang meluas terus meningkatkan produksi. Perkiraan itu menandai revisi signifikan dari ekspektasi lalu tentang potensi kekurangan pasokan pada 2026.

Menambah penilaian ulang itu, Badan Energi Internasional (IEA) memproyeksikan dalam World Energy Outlook permintaan minyak dan gas dapat terus meningkat hingga 2050. Prospek ini bertentangan dengan pandangan lalu kalau permintaan minyak akan mencapai puncaknya dekade ini, mencerminkan metodologi baru yang kurang bergantung pada target iklim yang dijanjikan pemerintah.

Para analis mengatakan ekspektasi kelebihan pasokan berkepanjangan telah membatasi reli harga baru-baru ini. OPEC+ sepakat menghentikan kenaikan produksi tambahan pada kuartal pertama 2026, setelah dengan bertahap mengurangi pemangkasan produksi sejak Agustus.

Di AS, Dewan Perwakilan Rakyat menyetujui RUU belanja yang lama tertunda untuk mengakhiri shutdown pemerintahan terpanjang dalam sejarah negara itu. Pembukaan kembali ini diperkirakan akan meningkatkan sentimen konsumen dan aktivitas ekonomi, memberikan sedikit dukungan dari sisi permintaan bagi pasar minyak. 


Written
Farid Muzaffar