Freightos Baltic: Transpacific rates dip as Red Sea return remains tentative
Transpacific freight rates continued to decline last week, extending the pullback from mid-November as soft seasonal demand and persistent overcapacity kept pressure on carriers.
|
Route |
Cost (USD/FEU) |
Changes |
|
Updated on 3 December 2025 |
||
|
Asia – US West Coast |
$ 1,715 |
â 10% |
|
Asia – US East Coast |
$ 2,863 |
â 17% |
|
Asia – Northern Europe |
$ 2,467 |
- |
|
Asia – Mediterranean |
$ 2,930 |
â 2% |
Baca lebih detail di Freightos
Tarif angkutan laut Transpasifik terus menurun minggu lalu, memperpanjang penurunan sejak pertengahan November seiring lemahnya permintaan musiman dan kelebihan kapasitas terus berlanjut menekan para operator. Tarif Asia–Pantai Barat AS turun 10% dibanding minggu lalu menjadi $1.715/FEU, mendekati titik terendah awal 2025, sementara tarif ke Pantai Timur AS merosot 17% menjadi $2.863/FEU, menghapus sebagian besar kenaikan yang dicapai melalui GRI terbaru. Penilaian harian terlihat tanda-tanda stabilisasi, meski tarif tetap rentan terhadap penyesuaian lagi jika permintaan gagal pulih.
Pengamat industri mencatat kelebihan kapasitas tetap menjadi faktor utama pada rute Timur–Barat. Terlepas pengalihan melalui Laut Merah yang masih berlangsung, pertumbuhan armada dan ketersediaan layanan berlanjut melampaui permintaan, membatasi efektivitas GRI terbaru dan meningkatkan ketidakpastian atas keberhasilan kenaikan tarif Desember.
Sebaliknya, rute Asia–Eropa Utara dan Mediterania relatif stabil di $2.467/FEU dan $2.930/FEU. Mediterania terlihat tanda-tanda aktivitas GRI awal minggu ini, penawaran harian mencapai $3.400/FEU, karena operator mengelola kapasitas dengan ketat di tengah musim tender kontrak. Biaya tambahan emisi UE mulai berlaku Januari diperkirakan akan meningkatkan biaya operasional dan dapat memberikan dukungan tambahan pada batas bawah tarif di rute-rute itu.
Perhatian tetap tertuju pada rute Laut Merah, di mana kembalinya Maersk masih dinantikan tetapi belum dikonfirmasi. Pemulihan bertahap dapat menyebabkan kemacetan sementara di hub Eropa, mempengaruhi jadwal panggilan pelabuhan, dan menciptakan tekanan kenaikan waktu dekat pada tarif. Waktu pemulihan relatif terhadap Tahun Baru Imlek akan menjadi faktor penting, pergeseran pra-liburan dapat memperburuk kemacetan dan volatilitas, sementara transisi setelah liburan kemungkinan hanya menyebabkan gangguan minimal.
Gangguan cuaca di Asia Tenggara menambah volatilitas waktu dekat. Badai hebat memengaruhi operasi di Sri Lanka, Thailand, Vietnam, dan Malaysia, Pelabuhan Kolombo dilaporkan terdampak paling parah. Operator kapal dan forwarder menyesuaikan jadwal, meski dampaknya diperkirakan bersifat sementara.
Ke depan, pasar kontainer global tetap kelebihan pasokan, permintaan lemah mendominasi rute Transpasifik sementara rute Asia–Eropa terlihat ketahanan yang terkendali. Stabilitas tarif sepanjang Desember akan bergantung pada kemampuan operator mengelola kapasitas dengan efisien, terutama jika lalu lintas Laut Merah kembali normal dan periode setelah Tahun Baru Imlek mengalami pelemahan permintaan biasanya terjadi.
Written by: Aiman Haikal
