Freightos Baltic: Europe holds steady on early LNY demand while Transpacific struggles for traction
Across the Transpacific, capacity discipline has so far only succeeded in preventing a deeper slide. Additional blank sailings have helped carriers defend the October lows of roughly $1,400/FEU on the West Coast
|
Route |
Cost (USD/FEU) |
Changes |
|
Updated on 16 December 2025 |
||
|
Asia – US West Coast |
$ 1,964 |
â6% |
|
Asia – US East Coast |
$ 3,150 |
á8% |
|
Asia – Northern Europe |
$ 2,449 |
â1% |
|
Asia – Mediterranean |
$ 3,342 |
â1% |
Read more on Freightos
Tarif angkutan kontainer kembali menunjukkan pergerakan yang semakin menyimpang minggu lalu, menandakan pergeseran jangka pendek dalam kekuatan tawar-menawar di jalur perdagangan utama timur–barat. Rute Asia–Eropa untuk sementara beralih ke fase yang dipimpin oleh carrier, didukung oleh penarikan kargo pra-Tahun Baru Imlek (LNY) yang terjadi lebih awal dari biasanya, sementara jalur Transpasifik tetap secara struktural dipimpin oleh shipper karena lemahnya permintaan impor USA yang terus membatasi daya dorong harga.
Tarif spot Asia–Pantai Barat USA turun 6% secara week on week menjadi USD 1.964/FEU, menghapus sebagian kenaikan akibat GRI di awal Desember. Tarif Pantai Timur naik 8% menjadi USD 3.150/FEU, meskipun harga masih rapuh, dengan level tarif tetap turun 15% secara month on month.
Sebaliknya, rute Asia–Eropa relatif stabil meskipun kelebihan kapasitas masih berlangsung. Tarif Asia–Mediterania bertahan di USD 3.342/FEU, mengukuhkan kenaikan 15% sejak awal Desember dan menandai GRI keempat yang berhasil sejak pertengahan Oktober. Tarif Asia–Eropa Utara juga stabil di USD 2.449/FEU, jauh di atas level terendah pertengahan Oktober sekitar USD 1.700/FEU.
Pelaku pasar menilai penarikan kargo LNY yang lebih awal dari biasanya sebagai sumber utama penopang pasar. Pola ini mencerminkan perilaku pada akhir 2023 dan 2024, ketika shipper berupaya membangun kembali persediaan di tengah ketidakpastian yang masih membayangi rute Laut Merah. Didorong oleh kekuatan harga terbaru, carrier tengah menyiapkan GRI pertengahan bulan, dengan target USD 4.200/FEU untuk Eropa Utara dan USD 4.750/FEU untuk Mediterania.
Meski demikian, kelebihan pasokan struktural tetap signifikan. Volume Asia–Eropa naik 8,6% secara year to date, namun tarif spot masih berada 54% di bawah level Desember tahun lalu, menegaskan betapa jauhnya harga dari kemampuan menyerap kapasitas berlebih.
Di jalur Transpasifik, disiplin kapasitas sejauh ini hanya berhasil mencegah penurunan yang lebih dalam. Tambahan blank sailing membantu carrier mempertahankan level terendah Oktober, sekitar USD 1.400/FEU di Pantai Barat dan USD 3.000/FEU di Pantai Timur, namun permintaan tetap tidak memadai untuk menopang kenaikan tarif yang berkelanjutan.
Keraguan impor USA semakin diperkuat oleh ketidakpastian kebijakan, dengan sejumlah produsen menunda pengiriman menjelang putusan Mahkamah Agung terkait tarif yang diberlakukan berdasarkan International Emergency Economic Powers Act (IEEPA). Harapan bahwa pengadilan dapat membatalkan kebijakan tersebut mendorong jeda sementara dalam keputusan pengadaan.
Ke depannya, pertumbuhan armada diperkirakan kembali meningkat pada 2026, bertepatan dengan proyeksi S&P atas kontraksi 2% volume impor laut USA. Aliran kapal berukuran sangat besar ke rute sekunder juga memicu kekhawatiran terkait ketidaksesuaian ukuran kapal dan potensi tekanan tarif baru di luar koridor utama timur–barat.
Sementara itu, potensi kembalinya pelayaran melalui Laut Merah akan melepaskan kapasitas besar kembali ke pasar, meskipun sumber industri memperingatkan bahwa perusahaan asuransi kemungkinan akan mensyaratkan stabilitas selama 60–90 hari berturut-turut sebelum bersedia menjamin pelayaran tersebut. Secara terpisah, keputusan Meksiko untuk menaikkan tarif impor dari negara-negara tanpa perjanjian perdagangan bebas menambah variabel baru bagi ekspor China, dengan potensi implikasi terhadap arus perdagangan regional dalam beberapa kuartal mendatang.
Written by: Aiman Haikal
