China homo-PP Market in Review - June 2020

Pasar PP-homo China memulai bulan Juni 2020 dengan catatan penguatan berkat minat beli yang ramai di antara pembeli di sini. Manufaktur telah menerima pesanan produk akhir yang lebih baik, terutama dari pasar domestik karena negara tersebut terus pulih dari pandemi.

Pemerintah China pada tanggal 28 Mei 2020 menjanjikan paket stimulus pengurangan biaya 4 triliun yuan ($ 559 miliar) untuk pabrik dan trader yang kesulitan pada tahun 2020, membuat likuiditas tersedia secara luas di pasar tersebut.

Aktivitas pembelian yang ramai membantu mencerna inventory di gudang produsen lokal dan pasar distribusi, membebaskan supplier dari segala tekanan penjualan. Data dari CommoPlast menunjukkan bahwa harga spot PP-homo domestik berdasarkan EX-gudang China naik CNY 250-300/ton dari Mei menjadi CNY 7.500-8.150/ton termasuk PPN, setara tunai di bulan Juni.

Kenaikan tersebut terjadi dengan latar belakang kedatangan impor dalam jumlah besar di bulan Mei dan Juni, jelas menggarisbawahi kondisi permintaan yang sehat di pasar ini. Tingkat persediaan rata-rata di gudang Sinopec dan CNPC sepanjang bulan Juni turun 11,6% dari bulan sebelumnya menjadi 742.857 ton - jauh di bawah ambang psikologis 800.000 ton.

Namun, tampaknya pembeli China lebih tertarik pada kargo jarak dekat di dalam negeri sementara memperlihatkan kurangnya minat yang kuat pada bahan impor. Akibatnya, beberapa pedagang telah berulang kali menyesuaikan penawaran PP-homo impor dengan tujuan utama untuk menguji respons pasar. Hasilnya tidak ada yang di luar dugaan, deal dicapai di range bawah dari kisaran harga keseluruhan, sedangkan kargo dengan harga di atas $ 900/ton terus menghadapi penolakan tajam.

Bulan Juni diakhiri dengan penawaran lokal dan impor sedikit lebih rendah dari awal bulan, mendorong ekspektasi bahwa pasar telah mencapai puncak siklus dan mungkin menyaksikan penurunan di bulan mendatang. Namun, mengingat ketersediaan yang ketat dari penjual di luar negeri dan tidak adanya tekanan persediaan di pasar lokal, setiap potensi penurunan akan sangat terbatas.

Pasar propylene Asia berangsur-angsur bergerak lebih tinggi sepanjang bulan Juni 2020 di belakang kurangnya kargo spot sementara permintaan dari pembeli China terus meningkat.

Data dari CommoPlast menunjukkan bahwa rata-rata, biaya propylene berdasarkan CFR China naik $ 26/ton dari bulan sebelumnya menjadi $ 776/ton. Sementara itu, penawaran ekspor dari Korea Selatan melonjak $ 31/ton dari bulan Mei ke rata-rata $ 734/ton pada bulan Juni.

Alokasi ekspor yang lebih rendah dari produsen Korea Selatan dianggap sebagai salah satu faktor utama yang mendorong pasar propylene Asia lebih tinggi. Ini karena permintaan lokal dari produsen polypropylene di Korea Selatan ramai. Sementara itu, China akan menunda startup di pabrik dehidrogenasi propana (PDH) 660.000 ton/tahun di Jiangyin, provinsi Fujian tiga bulan yaitu ke September. Oleh karena itu, perusahaan mencari kargo spot propylene untuk memasok unit PP 500.000 ton / tahun yang baru dibangun, dan merangsang permintaan. Menurut sumber pasar, Fujian Meide Petrochemical membeli 60.000 ton/bulan propylene dari pasar impor dan 20.000 ton/bulan dari pasar lokal.

IMPORT

China mencatat tingkat kedatangan PP impor yang tinggi secara historis selama bulan Mei 2020 sebagai akibat dari aktivitas pembelian yang agresif ssetelah negara tersebut membuka penutupan secara nasional yang bertujuan untuk menahan wabah COVID-19.

Dibandingkan dengan bulan sebelumnya, kedatangan impor tumbuh 41,46% pada Mei 2020. Secara tahun-ke-tahun, jumlah tersebut melonjak menjadi 57,41%, menurut data yang digabungkan oleh CommoPlast.

Sebagai rincian, jumlah total PP yang tiba pasar mencapai 633.900 ton, di mana 437.700 ton adalah PP-homo, 179,00 ton adalah PP Copolymer dan sisanya 16.600 ton adalah PP grade lainnya.

Berfokus ke sektor PP-homo, 10 pemasok teratas untuk grade ini ke China pada Mei menyumbang 87,09% dari total kuantitas impor. Yang menarik, Vietnam melampaui negara-negara lain untuk menjadi pemasok PP-homo terbesar kedua ke China selama bulan itu. Mempertimbangkan produksi domestik yang relatif lebih kecil, Vietnam telah membuat rekor sendiri.

* Catatan: China mulai menggabungkan data impor untuk bulan Januari dan Februari tahun 2020 untuk menangkal perayaan Tahun Baru Imlek yang biasanya berdampak pada angka tersebut secara substansial.

Sebagian besar penjual di luar negeri mengalihkan perhatian ke pasar China selama periode Maret-Mei karena permintaan yang sehat dan bersedia untuk menerima harga yang lebih tinggi di sini. Sejumlah pemasok dilaporkan telah menjual alokasi bahkan untuk pengiriman Juli-Agustus, dan membebaskan mereka dari beratnya tekanan inventory meskipun fakta bahwa wabah COVID-19 semakin memburuk di beberapa bagian di dunia.

CONSUMPTION 

Konsumsi PP China tumbuh pada tingkat yang sehat sebesar 13,43% pada Mei 2020 dibandingkan bulan sebelumnya berkat upaya pemerintah untuk merangsang permintaan domestik. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, tingkat pertumbuhan melonjak 29,01% terutama karena peningkatan impor yang drastis dan kegiatan ekspor yang lebih kecil

Untuk lima bulan pertama di 2020, konsumsi PP di China tumbuh 11,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, menandakan bahwa negara ini terus pulih dari pandemi.

Tingkat konsumsi yang sehat diperkirakan akan bertahan di bulan Juni mengikuti data ekonomi positif. PMI manufaktur China berada di 50,9 pada Juni - level tertinggi sejak Desember tahun lalu, menurut Biro Statistik Nasional Cina. Meskipun pesanan baru untuk ekspor tetap melemah karena permintaan global yang lemah, indeks produksi naik menjadi 53,9, menyoroti peningkatan kegiatan manufaktur untuk memenuhi permintaan domestik.

LOCAL PRODUCTION AND INVENTORIES

Total produksi PP di China pada bulan Juni 2020 turun 5,94% dari bulan sebelumnya menjadi 1.993.000 ton karena sejumlah shutdown. Namun, penting untuk dicatat bahwa produsen dalam negeri telah menormalkan rasio output untuk setiap grade PP karena "fiber fever" berkurang secara substansial.

Dari data yang dikombinasikan oleh CommoPlast menunjukkan bahwa sepanjang bulan Juni, output produksi rata-rata untuk PP-homo Yarn adalah 30,9% dari total output (atau 615.837 ton), naik 2,2% dari bulan sebelumnya. Sementara PP fiber turun drastis dari level puncak selama akhir April menjadi rata-rata 9,9% pada Juni.

Pergantian grade produksi sebelumnya untuk memenuhi permintaan yang melonjak dari sektor peralatan medis telah membuat pasar sangat kekurangan  PP-homo Yarn sehingga mendorong harga untuk grade ini lebih tinggi. Ketika pasokan domestik mendapatkan kembali keseimbangan, partisipan mengawasi potensi kemungkinan koreksi harga ke depan.

Melihat inventory lokal di gudang Sinopec dan CNPC, tingkat pencernaannya agak sehat pada bulan Juni dan tidak ada tanda-tanda akumulasi substansial meskipun masuknya kargo impor yang terus bertambah. Pada minggu yang berakhir 30 Juni 2020, total stok PP dan PE dari dua produsen turun menjadi 715.000 ton, sekitar 55.000 ton lebih rendah dari awal bulan.

Persediaan menumpuk setelah Tahun Baru Imlek 2020 sekitar 45,7% lebih tinggi dari periode yang sama 2019, karena lockdown nasional dari jangkitan wabah COVID-19, membatasi transaksi. Namun, tingkat pencernaan muncul lebih agresif tahun ini, memungkinkan harga menguat dengan cepat.

Kenaikan import PP-homo berterusan menumbuhkan penolakan di Asia 

INSIGHT 9 June 2020

Pasar homo-PP Asia telah naik lebih tinggi selama 8 minggu berturut-turut berkat dukungan dari ketatnya pasokan dan biaya hulu yang kuat. Pada saat laporan ini,dipublikasikan harga kargo PP-homo di bawah $ 900/ton untuk China dan Asia Tenggara telah menghilang dan penjual mengindikasikan niat untuk mempertahankan sikap tegas pada harga dalam waktu dekat.

Data dari CommoPlast Price Index menunjukkan bahwa impor PP-homo Yarn ke pasar utama di Asia Tenggara, termasuk Vietnam dan Indonesia telah melonjak sekitar $ 150/ton sejak awal April. Penawaran ke China melonjak hampir $ 180/ton selama periode yang sama.

Pembeli Asia tidak lagi antusias dalam melakukan pengisian saat ini, terlepas dari banyak dukungan untuk tren kenaikan lanjutan dalam waktu dekat. Dukungan tersebut termasuk harga minyak bumi yang tinggi, pasokan terbatas yang didapat dari beberapa shutdown di seluruh wilayah, dan biaya hulu propylene  yang kuat.

“Kami hanya bisa menaikkan harga barang jadi sebesar 50% dari kenaikan harga bahan baku. Permintaan butuh waktu untuk pulih setelah penguncian terkait COVID-19, terutama dari sektor bahan konstruksi, ”kata manufaktur karung plastik di Indonesia. Sumber menerima tawaran untuk PP-homo Yarn asal Arab Saudi dengan $ 930/ton CIF Indonesia, istilah LC AS tetapi tidak melakukan pembelian.

Di China, hanya sedikit penawaran baru yang terlihat pada hari perdagangan pertama minggu ini dengan harga $ 900-940/ton CFR China. Beberapa deal terlihat di range bawah harga untuk kargo Saudi sementara itu trader mengeluhkan kondisi permintaan yang lesu.

“Kami berusaha menaikan penawaran untuk kargo India menjadi $ 920/ton CFR China dan respons dari pasar sangat buruk. Ini adalah tradisi musim sepi dan pembeli agak khawatir dengan eskalasi tensi antara China dan AS, ”kata seorang pedagang.

Pembeli China beralih ke pasar lokal untuk memenuhi kebutuhan mereka, membantu pasar lokal untuk mempertahankan pergerakan selama beberapa hari terakhir. Pada 9 Juni 2020, persediaan di gudang Sinopec dan CNPC mencapai 795.000 ton, lebih rendah 45.000 ton dari hari sebelumnya.

Kondisi yang sama terlihat di pasar tetangga Vietnam. Pembeli sangat selektif untuk pembelian kargo dan sejumlah pelanggan mengekspresikan tidak  berminat dengan kargo diatas $900/ton. Akibatnya transaksi hanya sedikit. Dilaporkan bahwa pasar domestik melihat berbagai harga spot PP-homo dan sebagian besar ditransfer di antara tangan para pedagang.

“Ada kenaikan tajam beberapa tawaran di pasar lokal VND 26.000.000/ton termasuk PPN ($ 1018/ton tanpa PPN). Namun, harga ini tidak bersaing karena manufaktur tidak dapat menerima. Kami belum melakukan pembelian apa pun minggu ini, ”tambah seorang pedagang lokal.

Mempertimbangkan pemulihan permintaan yang lebih lambat dari yang diharapkan dalam masa pasca-pandemi, prospek pasar minyak mentah melemah, dan berlanjutnya eskalasi tensi antara China dan USA, para pembeli di Asia yang memilih berhati-hati saat memutuskan pembelian baru. Penolakan tumbuh lebih kuat di seluruh wilayah, di mana peserta industri memperkirakan koreksi kecil kedepannya.